BODHISATTAVA KSITIGARBHA
Who is Bodhisattava Ksitigarbha?💬
-ikenal dalam Buddhisme di Asia Timur sebagai seorang Bodhisattva Mahasattva, biasanya dimanifestasikan dalam bentuk rupa seorang Bhikkhu. Namanya dapat diartikan sebagai "Bendahara Bumi", "Simpanan Bumi", atau "Rahim Bumi". Ksitigarbha terkenal oleh komitmen tekadnya untuk mengambil tanggung jawab atas seluruh mahluk di enam alam, pada masa antara parinibbanna Buddha Gautama (Shakyamuni) sampai dengan kebangkitan Buddha Maitreya, juga oleh komitmen tekad mulianya untuk tidak mencapai pencerahan sebelum penghuni alam neraka menjadi kosong
Oleh karena itu ia sering kali dikenal sebagai Bodhisattva yang senantiasa menolong semua jiwa manusia yang terjatuh dalam alam neraka. Dalam wihara Mahayana biasanya ia memanifestasikan dirinya sebagai seorang bhikkhu dengan lingkaran cahaya mengelilingi kepalanya, ia membawa tongkat pembuka pintu alam neraka dan sebuah mutiara / permata pengabul permohonan untuk menerangi jalan kegelapan alam neraka.
😱
Ksitigarbha adalah salah satu dari 4 bodhisattva utama dalam Buddhisme Mahayana di Asia Timur. 3 bodhisattva lainnya adalah Samantabhadra, Manjusri, dan Avalokitesvara.
Dalam beberapa gua di Dunhuang dan longmen sebelum era Dinasti Tang, Ia digambarkan dalam bentuk bodhisattva yang terbaik dan terindah. Setelah Dinasti Tang, penggambarannya meningkat menjadi seorang bhikkhu, membawa mala dan sebuah tongkat.
Nama lengkapnya dalam bahasa Tionghoa adalah(Hanzi sederhana: 大願地藏菩萨; Hanzi tradisional: 大願地藏菩薩; Pinyin: Dàyuàn Dìzàng Púsà), atau Bodhisattva Raja Tekad Mulia "Dizang, diucapkan sebagai Dayuan Dizang Pusa dalam bahasa Mandarin, Daigan Jizō Bosatsu dalam bahasa Jepang, Chijang Posal dalam bahasa Korea.
Ini adalah sebuah acuan akan janjinya, yang tercatat di dalam beberapa sutra, bertanggungjawab untuk mengajar semua makhluk di enam alam, pada masa antara wafatnya Buddha Gautama dan kebangkitan Buddha Maitreya. Karena peran penting ini, tempat suci Ksitigarbha sering kali memiliki peran utama dalam vihara-vihara Mahayana ketimuran.
DI TIONGKOK
Gunung Jiuhua di Anhui dianggap sebagai tempat Ksitigarbha. Merupakan salah satu dari empat gunung besar umat Buddha di Tiongkok, dan ditempati lebih dari 300 vihara. Sekarang ini, 95 vihara dari 300 vihara tersebut terbuka untuk umum. Pegunungan ini merupakan tempat tujuan yang terkenal bagi para peziarah yang memberikan persembahan kepada Ksitigarbha.
Di beberapa daerah, percampuran berbagai agama tradisi telah membuat Ksitigarbha menjadi lebih dikenal sebagai dewa Taoisme, meskipun tugas-tugasnya berbeda dengan yang dikerjakan oleh Ksitigarbha. Contohnya, di Hong Kong dan komunitas Tionghoa, biasanya patungnya ditemukan di dalam gedung peringatan umat Buddha dan kelenteng-kelenteng umat Tao.
DI JEPANG🎎
Di Jepang, Ksitigarbha, dikenal dengan nama Jizō, atau Ojizō-sama. Ia juga dihormati sebagai salah satu dari seluruh dewa dewi orang Jepang. Patungnya terletak di daerah yang mudah terlihat, terutama di pinggir jalan dan di kuburan. Menurut adat istiadat, ia terlihat sebagai wali anak-anak, terutama anak-anak yang meninggal mendahului orangtuanya. Sejak tahun 1980, ia dipuja sebagai pelindung jiwa mizuko, jiwa yang mati sewaktu dilahirkan, keguguran atau aborsi janin, dalam ritual mizuko kuyō (水子供養). Dalam dongeng masyarakat Jepang, dikatakan bahwa jiwa para anak-anak yang meninggal mendahului orangtuanya tidak dapat menyeberangi Sungai Sanzu mistis seorang diri kehidupan berikutnya karena mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengumpulkan perbuatan baik yang cukup banyak dan karena mereka telah membuat orangtuanya menderita. Dipercaya bahwa Jizō menyelamatkan jiwa-jiwa mereka dari menjadi batu abadi di tepi sungai sebagai penebusan dosa, dengan menyembunyikan mereka dari para roh jahat dalam jubahnya, dan membiarkan mereka mendengar mantra-mantra.
Kadang kala, patung Jizō diletakkan oleh masyarakat disertai oleh bebatuan dan kerikil-kerikil kecil, dengan harapan agar dapat mempersingkat waktu penderitaan anak-anak di dunia bawah (tindakan tersebut berasal dari tradisi membangun stupa sebagai tindakan membuat kebajikan). Kadang-kadang, patung tersebut terlihat memakai pakaian anak-anak atau oto, atau dengan mainan, yang diletakkan disana sebagai tanda kedukaan para orang tua agar membantu anak mereka yang telah meninggal dan berharap agar Jizō secara khusus melindungi mereka. Kadangkala, persembahan diberikan oleh para orang tua sebagai tanda terima kasih kepada Jizō karena menyelamatkan anak mereka dari penyakit serius. Wajah Jizō umumnya dibuat lebih seperti muka bayi agar menyerupai anak-anak yang ia lindungi.
Karena ia terlihat seperti penyelamat jiwa yang menderita di dunia bawah, biasanya patungnya terletak di kuburan. Ia juga dipercaya sebagai dewa pelindung wisatawan, dan di Jepang, patung Jizō diletakan di pinggir jalan sehingga mudah terlihat. Para petugas pemadam kebakaran juga dipercaya berada di bawah lindungan Jizō.
SEBAGAI GADIS SUCI💞
-Dalam Kitab Komitmen Mulia Bodhisattva Ksitigarbha, demikianlah yang tercatat bahwa selang waktu silam yang tak terhitung lamanya (Asankheya-Kalpa), ada Buddha pada masa itu. dikenal bernama Buddha Padma Samadhi Svara Raja Tathagata yang berusia 4 miliar-milyar Koti Asankhyeya Kalpa. Pada akhir masa itu ada seorang putri Brahmana yang dihormati sebagai "Gadis Suci" karena banyak menabur kebajikan. Tetapi ibu-nya percaya ajaran sesat dan sering kali merendahkan ajaran Tri-Ratna (Buddha, Dharma & Sangha) Tiga Permata. Walaupun telah berupaya berbagai cara oleh putri Brahmana untuk mengubah tabiat dan perilaku ibu-nya, agar timbul pandangan yang benar. Namun ibu-nya masih belum percaya dan tidak lama kemudian ibu-nya meninggal.
Putri Brahmana tahu bahwa ibunya telah berdosa dan pasti terlahir di alam yang sengsara Neraka, lalu putri Brahmana menjual semua miliknya dan uangnya dipakai untuk membeli berbagai bunga segar dan wangi-wangian (dupa). kemudian meletakan sajian-sajian itu di depan stupa Buddha. melakukan ibadah persembahan (puja-bhakti) yang besar kepada Buddha, ketika sedang mengamati arca Buddha Padma Samadhi Svara Raja Tathagata. melihat rupa Buddha yang sangat agung sehingga timbul rasa hormat dan kagum dalam hatinya. Putri Brahmanapun merenung seandainya Buddha masih ada maka aku dapat bertanya kepadanya. Pasti Buddha yang memiliki segala hikmat ini sanggup memberi tahu dimanakah ibuku berada. Dengan bercucuran air mata putri Brahmana menangis berduka sekali karena tidak bisa bertanya dimana ibunya berada.[2]
Tiba tiba mendengar suara di udara yang berkata: janganlah sedih putri Brahmana saya akan beri tahu dimana ibumu berada. putri Brahmana beranjali dan bertanya, penguasa sorga manakah yang telah berbelas kasihan kepada saya yang sedang merindukan ibuku, Suara itu menjawab bahwa Dia adalah Buddha Padma Samadhi Svara Raja Tathagata, yang tergerak hatinya karena melihat kerinduan putri Brahmana yang begitu luar biasa terhadap ibunya. kemudian Buddha berpesan untuk cepat pulang rumah, duduk bermeditasi dan merenungkan (melafalkan) nama Budha Padma Samadhi Svara Raja Tathagata.
nanti akan mengetahui dimana ibunya berada. putri Brahmana segera melakukan apa seperti yang sudah dipesankan kepadanya. setelah satu hari satu malam putri Brahmana merasa kesadarannya dibawa ke sebuah lautan api yang mendidih. dia melihat berjuta-juta jiwa timbul tenggelam di tengah lautan api tersebut.
menjadi mangsa oleh binatang-binatang yang terbang di atas lautan api. disana ia disambut oleh salah seorang penguasa Neraka yang bernama Amagadha. Amagadha bertanya sebab apa putri Brahmana datang ke tempat itu. Lalu putri Brahmana bertanya tempat apakah itu dan kenapa jiwa-jiwa mengalami siksaan seperti itu. Amagadha menjawab: ini adalah alam Neraka. semua orang yang telah berbuat dosa setelah meninggal 49 hari akan masuk kedalam lautan api ini dan mengalami kebinasaan api Neraka. Putri Brahmana bertanya Amagadha dimanakah ibunya yang bernama Vatri berada. Amagadha beranjali menjawab: kembalilah dan tidak perlu cemas dan sedih lagi, sebab 3 hari yang lalu ibunya Vatri yang sudah dihukum di alam Neraka abadi (Avici), mendapat berkat jasa-jasa kebajikan dari anaknya sendiri, sekarang ibunya Vatri sudah terbebas dari alam Neraka. Putri Brahmana merasa dirinya bagaikan orang yang baru terbangun sadar dari mimpi.
mengakhiri meditasi dan mengetahui sebab musabab penglihatannya segala penderitaan di Neraka. Karena belas kasihan yang besar kemudian putri Brahmana berkomitmen (janji) di depan arca Buddha Padma Samadhi Svara Raja Tathagata. untuk menyerahkan seluruh kehidupannya selama masa berkalpa-kalpa lamanya. dia akan menyelamatkan hingga jiwa yang terakhir agar terbebas dari kebinasaan api Neraka (Last Man Out). sebelum Neraka kosong dia tidak akan berhenti bekerja.[2]
Teladan Boddhisattava Ksitigarbha💁
- Ksitigarbha memiliki belas kasihan yang sangat besar terhadap semua makhluk hidup, terutama mereka yang menderita. Beliau bersumpah untuk tidak mencapai pencerahan sebelum semua makhluk hidup di enam alam, termasuk alam neraka, terbebas dari penderitaan.
- Ksitigarbha dikenal dengan tekadnya yang tak tergoyahkan untuk menyelamatkan semua makhluk hidup. Beliau bersumpah untuk terus bekerja demi menyelamatkan mereka hingga semua makhluk hidup terbebas dari penderitaan.
- Ksitigarbha menunjukkan pengorbanan diri yang luar biasa dengan memilih untuk tinggal di alam neraka untuk menyelamatkan makhluk yang menderita, meskipun itu berarti menunda pencapaian pencerahannya sendiri.
- Ksitigarbha adalah contoh kesabaran dan ketekunan dalam menjalankan tugasnya. Beliau tidak pernah menyerah atau putus asa dalam menyelamatkan makhluk hidup, meskipun itu membutuhkan waktu yang sangat lama.
- Ksitigarbha selalu berusaha untuk memahami hakikat penderitaan dan mencari cara untuk menyelamatkan makhluk hidup. Beliau juga selalu belajar dan meningkatkan pemahaman dan kebijaksanaannya.
Comments
Post a Comment